Kajian Iman, Islam dan Ihsan
Kajian Iman, Islam dan Ihsan
Iman adalah beriman kepada
allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir
dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Islam adalah berserah diri sepenuhnya kepada allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya. Rukun islam adalah syahadat tidak ada ilah yang berhak disembah selain allah, dan bahwa nabi Muhammad adalah utusan allah, mendirikan sholat, meunaikan zakat, puasa ramadhan dan ibadah haji jika mampu.
Sedangkan ihsan adalah beribadah kepada allah seakan-akan hamba tidak melihat-Nya maka dia melihat hamba.
Islam, iman, dan ihsan, ketiganya adalah cahaya.
Bila kita pahami lebih mendalam, islam lebih
mengarah kepada amal lahir, seperti shalat, zakat, haji, dan rukun islam yang
lain. Iman lebih menekankan kepada amal batin, seperti iman kepada allah,
malaikat-Nya, Rasul-Nya, Rasul-Nya dan rukun iman yang lain. Adapun ihsan
adalah puncak penghambaan yang sesugguhya yang harus mengiringi setiap
aktivitas seorag hamba.
Prinsip orang islam bahwa tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah, merupakan persoalan utama dalam hidup. Orang
mukmin mempunyai tujuan mengajak manusia kembali kepada allah dan menolak
kebatilan.
Islam, iman, dan ihsan, ketiganya adalah cahaya. Semakin dekat kita dengan
cahaya itu, semakin dekat kita denga cahaya itu, semakin kuat keinginan kita
untuk menyinari hidup ini dengan cahaya ketaatan kepada Allah dan menghindar
dari gelapnya kemaksiatan. Ketika cahaya ini adalah jembatan menuju surga-Nya.
Karenanya, mengisi hidup, umur dan waktu
dengan waktu, iman, dan ihsan termasuk inti perkara dalam pergolakan hidup.
Manakala ketiganya paripurna dalam praktiknya, berarti seorang hamba
benar-benar terpatri untuk beribadah kepada Allah ya Islam, iman, dan ihsan
termasuk komponen dalam peribadatan kepadanya.
Beribadah dengan modal islam, iman, dan ihsan
sudah cukup disebut sebagai mukmin, muslim, dan muhsin sejati sehingga pula
dalam ayat ini tak ada lagi tempat bertumpu kecuali kepada Allah semata.
Karena islam telah mengajarkan cara cara
beribadah lahir kepada-Nya. Iman yang mengarahkan hati untuk membenarkan dan
bergantung kepada-Nya. Sedang lautan ihsan adalah pucak kedamaian seorang hamba
karena senantiasa merasa diawasi Allah, dalam setiap lisan da perbuatannya.
Pada kondisi ini, hati seseorang sudah
ditumbuhi oleh perasaan diawasi oleh-Nya.
Sungguh damai jiwa yang islam, iman, dan ihsan
bahagia jiwa yang megisi waktu dengannya. Sebaliknya, umur yang nihil dengan
keimanan, keislaman, apalagi kepada Allah, niscaya kerugian tak bakal luput
darinya.
Kehidupan yang kosong dari peribadatan kepada allah tentu akan mengundang kemurkaan-Nya, sehingga di dunia dan akhirat tak akan meraih ridho dan rahmat-Nya.
Post a Comment